SMAN 2 Ogan Komering Ulu berada 30 Km dari pusat Kabupaten Ogan Komering Ulu. Memiliki penduduk dengan latar belakang petani karet. 50% siswa setiap hari membantu orang tua menyadap atau memulung getah karet, sehingga keseharian dekat dengan pengolahan karet. Kurikulum yang berlaku adalah kurikulum merdeka. Sehingga proses pembelajaran harus mengakomodir kodrat alam dan zaman siswa. Situasi lainnya yaitu setiap siswa memiliki gawai dan koneksi internet yang memadai.
Pada mata pelajaran Kimia, motivasi siswa rendah, tetapi siswa suka sekali mengeksplore gawai. Baik itu bermain sosial media maupun game. Selain itu siswa menganggap kimia sulit dan materi metode ilmiah membosankan. Inilah yang memunculkan tantangan buat saya. Bagaimana meningkatkan motivasi siswa dan pembelajaran kimia menyenangkan?
Hal yang saya lakukan untuk mengatasi hal ini adalah berselancar di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Mencari praktik baik rekan-rekan guru yang mempunyai kendala serupa. Selain itu saya juga mengikuti pelatihan mandiri yang ada di PMM untuk lebih memahami bagaimana kurikulum merdeka dan penerapannya di kelas. Setelah itu saya memutuskan menggunakan metode Projek Based Learning dengan pendekatan kontekstual menggunakan STEAM mengeksplore keseharian siswa mengolah getah karet, dengan pendekatan teknologi untuk sarana pmberian tugas, pengumpulan tugas (Classroom) dan format pelaporan (Canva) memanfaatkan akun belajar.id.
Awalnya saya memberikan apersepsi kepada siswa bagaimana cara untuk membuat getah karet cepat beku disaat musim hujan? Disini siswa memberikan banyak tips yang biasa mereka lakukan dari memberi larutan tawas, pupuk TSP, cuka, dan banyak tips lainnya. Pada prinsipnya mereka sudah memahami cara mengatasi permasalahan yang ada. Tetapi saat ditanya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk getah karet membeku, siswa diam. Mereka tidak bisa memberika jawaban pasti. Setelah mengajukan pertanyaan pemantik saya mengajak siswa untuk membuat projek untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat getah karet membeku dengan adanya zat tambahan yang biasa mereka gunakan. Saya membagi siswa dalam kelompok kecil (4-5 orang) dan membiarkan siswa mendesain projeknya sendiri. Menentukn waktu yang akan merek gunakan dan melaporkan petkembangan projeknya sehingga saya bisa memantau pekerjaan siswa. Setelah selesai semua, siswa membuat laporan projek dalam bentuk infografis yang dibuat dengan menggunakan canva for education yang diakses dengan akun belajar.id. Sebagai tempat pengumpulan tugas dan pemberian materi serta penguatan saya menggunakan Google Classroom.
Setelah melakukan proses pembelajaran Anak-anak termotivasi untuk mengerjakan projek karena merupakan kegiatan yang dekat dengan keseharian mereka. Sehingga terbentuk pola berfikir ilmiah dari peristiwa yang ditemui di lingkungan rumah (kontekstual). Menggunakan Projek Based Learning siswa terbiasa berfikir kritis dan berkolaborasi dalam kelompok berkembang sesuai harapan bahkan untuk beberapa siswa sangat pesat. Melalui pendekatan STEAM yang diterapkan siswa juga dapat menerapkan seni dalam tugas yaitu laporan projek dalam bentuk infografis/poster yang di desain dengan canva. Hal ini membuat siswa dekat dengan teknologi sehingga kodrat aman terpenuhi. Hingga akhirnya hasil belajar siswa juga meningkat.
Berikut Modul Ajar Profilatek
Berikut Testimoni dari siswa setelah mengikuti proses pembelajaran PROFILATEK
Post a Comment