Tugas mandiri kali ini adalah mereview beberapa tokoh pendidikan dunia. Tokoh tersebut yaitu Maria Montessori, Friedrich Fröbel, Rabindranath Tagore, dan Ki Hajar Dewantara. Hasil dari review yang saya lakukan ternyata filosofi Ki Hajar Dewantara yang paling sesuai dengan anak-anak di Indonesia. Pengajaran merupakan salah satu bagian dari pendidikan, dengan cara memberikan ilmu dan bermanfaat bagi siswa yang diajar. Pendidikan merupakan suatu tuntunan atau pedoman dalam perjalanan hidup anak. Maka pendidikan akan menjadikan anak sukses dan berkembang baik dalam masyarakat sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang telah dimilikinya. Untuk itulah peran pendidikan menjadi penuntun dalam hidup dan tumbuhnya anak-anak sesuai dengan kodrat keadaan, dan keadaannya seorang anak. Sesuai kodratnya setiap anak mempunyai watak dan karakternya masing-masing. Disinilah dibutuhkan pendidikan budi pekerti agar setiap anak dapat menyamarkan tabiat-tabiat jahat yang biologis atau yang tidak dapat lenyap sama sekali karena sudah menyatu dengan jiwa.
Dalam proses pembelajaran anak perlu dilakukan dengan kombinasi permainan dan penggunaan panca indra. Hal ini dikarenakan jalan perantaraan pendidikan lahir ke dalam batinnya tesebut adalah melalui paca indra. Melibatkan panca indra dalam permainan pada proses pembelajaran akan mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan. Filosofi pembelajaran ini dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara dengan istilah among siswa atau metode kodrat iradat. Metode ini merupakan gabungan dari metode Montessori dan metode Froble. Kita tidak perlu “menasionalisasikan” metode Montessori dan metode Froble, karena kita sudah memiliki metode among siswa yang lebih sesuai dengan kulture budaya Indonesia.
Sesi review dan diskusi sudah selesai, saatnya istirahat siang. Ada kejadian seru yang terjadi siang itu. Saat meeting dengan pusmenjar akan berakhir, dilakukan absensi wajah dan penyesuaian dengan biodata akun. Kompak adik-adik (TIM AKM) sekolah berteriak karena saat itu saya ada dikamar pribadi agar diskusi kegiatan PGP tidak terganggu.
“Mbak Rani….kesini cepet. Butuh muka mbak untuk absen!!! “ Iqbal dan Imam teriak dari ruang tamu. Alhasil, saya yang sedang menutup akun zoom kaget dan berlari kearah suara.
“Kenapa teriak-teriak, ga bisa login apa gimana? Piye? Ga bisa jawab soal?” panik saya mendekat dengan serentetan pertanyaan.
“Ga kok, belum mulai simulasinya, ini cuma mau absen muka aja. Mbak harus tampil di layar.”
“oalah…. Sudah bikin lemes aja. Ternyata muka mbak ini masih dibutuhkan tho, baiklah.”
Akhirnya Tim AKM sekolah sudah menyelesaikan meeting membahas simulasi yang akan dilakukan. Saatnya eksekusi simulasi, dan Alhamdulillah semua berjalan lancar. Berkat Tim AKM yang seru-seru dan suka konyol, simulasi ini sukses. Hah.., hari yang WOW buatku. Membaca banyak jurnal di waktu yang mepet, ditambah simulasi. Aduhai rasanya….nano nano. Terimakasih Tim AKM.
Post a Comment